Mamoru Oshii, sosok legendaris di balik anime klasik Ghost in the Shell, kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena karya terbarunya, tapi karena komentarnya yang blak-blakan soal “political correctness” yang menurutnya justru merusak esensi dari hiburan.

Dalam sebuah pernyataan yang kini viral, Oshii menyebut bahwa political correctness awalnya memang lahir dari niat baik: memberikan legitimasi dan ruang bagi kelompok sosial yang lemah. \”Itu sebenarnya tanggung jawab alami dalam masyarakat yang dewasa,\” katanya.

Namun menurut Oshii, masalah muncul ketika pendekatan ini berubah arah—bukan lagi soal menyetarakan, tapi memberdayakan secara berlebihan hingga menggeser keseimbangan. \”Kelompok yang lemah secara sosial kini menjadi kuat secara sistemik,\” ujarnya.

Lebih lanjut, Oshii menyoroti bagaimana kelompok ini mendapat prioritas dalam pendidikan dan pekerjaan. Bahkan, perusahaan konsultan yang memberi saran kepada mereka bisa meraup \”jumlah tak masuk akal\” dalam bentuk biaya konsultasi. Industri game pun tak luput—menurutnya, banyak perusahaan game yang diminta membayar ratusan juta yen.

Yang paling tajam, mungkin pernyataannya soal seni dan hiburan:

\”Hiburan itu berdasarkan kekaguman. Kalau kekaguman dilarang, maka hiburan kehilangan alasan eksistensinya.\”

Oshii juga menyinggung soal bagaimana kata “cantik” pun bisa dianggap diskriminatif, menandakan bahwa standar baru dalam budaya populer justru mengekang ekspresi artistik.

Di akhir komentarnya, Oshii menyentil dunia game barat yang menurutnya kini “benar-benar buruk” karena terlalu tunduk pada aturan political correctness.


🔥 Opini Publik Terbelah

Komentar Oshii ini menuai reaksi keras—ada yang menyebutnya sebagai suara keberanian, ada pula yang menilainya sebagai bentuk nostalgia akan masa lalu yang sudah tak relevan. Namun satu hal jelas: debat soal batasan political correctness di dunia hiburan belum akan berhenti dalam waktu dekat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending